Berenang adalah salah satu jenis kegiatan olahraga yang banyak diminati masyarakat. Bukan hanya sebagai sarana refreshing, berenang juga merupakan olahraga yang efektif untuk membakar kalori. Saat berenang, seringkali kita mengalami telinga yang kemasukan air. Umumnya kondisi ini bisa mereda dengan sendirinya, namun jika tidak ditangani dengan tepat bisa menyebabkan infeksi telinga serius. Selain kemasukan air, ada beberapa masalah telinga yang sering terjadi akibat berenang.
Penyakit Telinga Akibat Aktivitas di dalam Air
Olahraga air seperti berenang merupakan salah satu kegiatan yang berisiko menyebabkan penyakit telinga baik karena kemasukan air maupun penyebab lainnya. Berikut ini beberapa kondisi penyakit akibat aktivitas di dalam air:
1. Swimmer’s ear (otitits eksterna)
Swimmer’s ear adalah kondisi infeksi telinga luar akibat bakteri atau jamur yang menyerang kulit dalam saluran telinga. Beberapa penyebab paling umum dari infeksi otitis eksterna adalah kondisi lembap di telinga yang muncul beberapa hari setelah berenang. Jika dibiarkan begitu saja, infeksi ini dapat memburuk dan dapat menjadi akut atau kronis.
Infeksi ini umumnya dialami oleh orang yang baru saja berenang. Namun orang yang mengalami diabetes juga berisiko mengalami infeksi otitis eksterna, serta orang yang tidak dapat menghasilkan serumen telinga cukup banyak. Salah satu penanganan infeksi otitis eksterna bisa diatasi dengan obat tetes.
2. Selulitis
Selulitis disebabkan oleh infeksi bakteri dari golongan Streptococcus dan Staphylococcus. Kedua bakteri ini bisa berkembang pada kulit yang luka, termasuk pada telinga saat berenang. Infeksi selulitis ditandai dengan kulit berwarna kemerahan, bengkak, kulit melepuh, kulit bernanah, dan demam. Apabila kondisi kulit kemerahan semakin meluas maka sebaiknya segera lakukan pemeriksaan ke dokter.
3. Surfer’s ear
Surfer’s ear adalah kondisi pertumbuhan abnormal dari tulang jinak yang dapat terjadi di bagian tubuh manapun. Ketika tulang tumbuh di bagian liang telinga, maka kondisi ini dikenal dengan istilah surfer’s ear. Pertumbuhan telinga membuat rongga telinga menjadi sempit sehingga terjadi penumpukan serumen di telinga bagian dalam. Kondisi ini menyebabkan gangguan pendengaran atau nyeri pada telinga.
Surfer’s ear banyak dialami oleh para peselancar, namun kondisi ini juga dapat dialami oleh penyelam. Orang yang gemar berlayar dan kerap terpapar udara lembab, basah, dingin serta berangin juga rentan mengalami kondisi ini. Terapi utama pada surfer’s ear adalah pembedahan pada tulang yang tumbuh abnormal.
4. Barotrauma
Saat snorkling atau menyelam di kedalaman air yang cukup dalam, umumnya terjadi perbedaan tekanan di dalam telinga dan tekanan udara luar. Hal yang sama juga dialami ketika sedang berada dalam pesawat atau ketika berada di ketinggian.
Perbedaan tekanan ini sebenarnya tidak menimbulkan masalah, namun jika terjadi sangat cepat dapat menyebabkan nyeri di telinga, pendengaran terganggu dan telinga terasa seperti tersumbat. Biasanya kondisi ini dapat mereda dengan sendirinya, namun apabila rasa sakit terus menepat, telinga berair dan terjadi pendarahan di telinga maka sebaiknya segera periksakan ke dokter.
5. Otomikosis
Otomikosis adalah infeksi jamur yang terjadi di telinga. Jamur penyebab otomikosis di antaranya jamur Candida dan Aspergillus. Beberapa gejala umum akibat otomikosis adalah telinga terasa nyeri, bengkak, berdenging, keluar cairan dan tampak kemerahan. Biasanya kondisi ini juga diiringi demam, pusing, serta gangguan pendengaran. Jika tidak ditangani dengan tepat, kondisi ini dapat menyebabkan hilangnya pendengaran dalam jangka waktu lama.
- dr Hanifa Rahma